Jumat, 24 Juli 2009

Selaput luar embrio dan placenta

Selaput luar embrio dan placenta

Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur dan susu uterus, tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat menyuplai makanan kepada embrio tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang lebih baik untuk kelangsungan hidupnya. Selaput luar embrio terdiri dari :
1. Kantung kuning Telur (yolk sac).
Kantung kuning telur ini hanya sedikit pada hewan mamalia, meskipun begitu kuning telur ini dintuk juga oleh embrio. Kantung kuning telur ini tumbuh di ventral midgut. Kantung telur ini merupakan bagian dari usus primitive, tetapi tidak termasuk bagian dari tubuh yang berasal dari embrio yang membentuk usus. Bahkan sewaktu embrio melipat, tangkai kuning telur berkembang memanjang dibawah menuju kantung kuning telur.

Dan selama itulah kuning telur memberi nutrisi makanan kepada embrio.pertumbuhan dari kuning telur ini terjadi katika seluruh tubuh embrio menjorok kedorsal, kepala ke anterior dan ekor ke posterior ,terjadi pelipatan sphangling mesoderm bersam endoderm daerah midgut(Splangnopleura ). Sehingga terjadi 2 daerah coelum : yaitu, coelum intra-embrional dan coelum extra embrional.
Kuning telur ini bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena funsi kerjanya dalam pertumbuhan berikutnya akan dilanjutkan oleh alantois

2. Amnion.
Berasal dari sisi embrio dan terbentuk lipatan yang bersal dari selapis mesoderm dan ectoderm kemudian tumbuh meninggalkan embrio.lapisan-lapisan inti bersatu di bagian atas dan membentuk kantung yang berdinding 2 lapis dan menyelubungi embrio kira-kira usia 18 hari usia kebuntingan dan disebut amnion atau disebut kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
Amnion tersebut sebagai bantalan pelindung terhadap goncangan dari luar dan tekanan dari luar dan tekanan dari badan nduk yang ada di sekitarnya dan mencegahnya bertautan kulit embrio dengan lapisan yang menyelubunginya. Pada saat partus berfungsi sebagai pembuka jalan untuk memperlebar saluran servix.
Pertumbuhan amnion ada 2 macam yaitu :
a. Pelipatan somatopleura ke dorsal.
b. Cavitasi inner cell mass.

3. Allantois.
Berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23 hari embrio telah mmpunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois berkembang sehingga embrio menjadi relative lebih pendek.dan akhirnya mengisi ruang antara amnion dan serosa. Kantung air seni dapat berhubungan dengan allantois melalui urachus yang keluar dari simpul umbilicalis yang berfungsi menampung air seni dari embrio. Allantois dan serosa bersama membentuk chorion yang terdiri dari 4 lapis yang menyelubungi embrio, amnion dan ruang allantois seluruhnya. Lapisan tersebut memeliki banyak pembuluh darah.

4. Chorion.
Berasal dari proses pembentukan amnion. Ketika somatopleura melipat ke dorsal lalu bertemu di kiri kanan terbentuklah kantung baru di luar amnion itu dan sekaligus diluar yolk sac.dindingnya terdiri dari somathopleura. Berbeda dari amnion chorion memiliki somatic mesoderm berada di dalam dam ektoepidermis di sebelah luar

5. plasenta
Plasenta berfungsi sebagai pertukaran oksigen, karbon dioksida dan zat makanan dari embrio ke induk dan sebaliknya. Plasenta terbentuk dari pertautan antara chorion dan mukosa. Plasenta juga merupakan bagian dari induk dan embrio. Tetapi tidak ada percampuran yang sempurna antara darah induk dan embrio. Zat makanan masuk ke peredaran darah embrio melalui plasenta dengan cara difusa yang kemudian masuk kedalam pembuluh darah allantois yang berhubungan dengan simpul umbilikalis membentuk jalan pertukaran zat-zat makanan ke embrio. Pada plasenta hewan sapi termasuk bertipe cotyledoner Karena villi terletak ratusan dalam bentuk cotyledon atau roset

Kamis, 23 Juli 2009

Peredaran darah awal

Peredaran darah awal

Pembuluh darah primitive pada awalnya berbentuk serupa dengan selapis sel-sel endothelium yang tumbuh di ventral foregute. Sepasang di sebelah kiri dan kanan disebut dengan kapiler sub intestinal. Kemudian sepasang kapiler tersebut tumbuh kearah anterior dan naik. Pada bagian dorsal metenteron, di ventral notochorda, membuat percabangan dengan ke anterior dan posterior tubuh sejajar dengan kapiler subintestinal disebut kapiler supraintestinal.
Sedangkan didaerah midgut supraintetinal membuat percabangan ke ventral, menuju yolk yang sering disebut kapiler vitelina atau amphalomesenterica. Kapiler ini kemudian bercabang halus dipermukaan yolk, kemudian dari sini bercabang kearah anterior kapiler-kapiler tersebut bergabung di kedua sisi membentuk kapiler vitelina lagi. Kapiler ini bermuara ke kapiler subintestinal

Tubulasi.

Pembentukan Tubulasi.

Tubulasi disebut juga dengan pembubungan. Tubulasi terjadi mulai dari daerah kepala embrio sampai ekor kecuali mesoderm,hanya berlangsung di daerah truncus embrio saat tubulasi berlangsung embrio juga tumbuh membesar dan bertambah panjang dan menghasilkan bentuk tubuh batang sebagai cirri chordota.

Ketika tubulasi berlangsung di ectoderm saraf terjadi juga diferensiasi awal pada daerah bumbung bumbung itu bagian depan tumbuh menjadi encephalon, bagian belakang menjadi medulla spinalis. Pada bumbung endoderm terjadi diferensiasi awal saluran itu atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi diferensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka bagian dermis kulit, dan jaringn pengikat lain, otot visceral dan rangka dan alat urogenital.Terdapat 3 kegiatan utama yang berlangsung selama proses tubulasi yaitu : invaginasi, evaginasi, dan delaminasi.

Bumbung-bumbung yang terbentuk.

a. Bumbung neural.

Berasal dari ectoderm saraf berupa neral plate atau keping neural dan terletak didaerah dorso medial ectoderm tubulasi berangsung 2 cara yaitu invaginasi dan penebalan yang diiringi dengan delaminasi.

Pertumbuhan dimulai dengan menekuknya neural plate diringi dengan pelipatan ecktoderm epidermis di kedua pinggir lekukan di dorso-medial lekukan tersebut bertemu, diikuti dengan ke-2 pola lipatan eckto epidermis di bagian dorsalnya. Terbentuklah bumbung yang utuh. Bertemunya bumbung neural dengan bumbung endoderm bagian ekor disebut saluran neurenteron

Ketika terjadi pembumbungan terjadi pula delaminasi sel-sel pada lekukan yang berbatasan dengan ecktoderm epidermis dan membentu yang disebut neural crest yang nantinya berkembang menjadi: sel pigmen dan sel-sel ganglion.

b. Bumbung Epidermis.

Terjadi di tubulasi epidermis, berlangsung pada seluruh ectoderm yang menyeliputi embrio kecuali ectoderm syaraf.tubulasi bersamaan dengn proses tubulasi syaraf, penonjolan kepala serta pemanjangn badan.

Didaerah anterior tubuh terjadi invaginasi yang disebut stomodeum yang akan bertemu dengan bumbung endoderm membentuk mulut.Bagian posterior terjadi invaginasi disebut proctodeum dan akan tumbuh menjadi dubur.

  1. Bumbung Endoderm.

Metenteron( bumbung endoderm) berkembang menjadi 3 daerah saluran pencernaan primitive yaitu :

· forgut, Terjadi bersamaan dengan pembentukan daerah kepala embrio pada awal tubulasi sehingga daerah kepala terdapat bumbung epidermis, bumbung neural dan bumbung metenteron dan sel-sel mesoderm.terdapat 2 difertikulum yaitu dorsal ( berhubungan dengan anterior bumbung neural dan membentuk otak ) dan vetral ( berhungan dengan bumbung ectoderm dambertemu dengan stomodeum.

· Midgut, Berasal dari bagian archenteron di akhir gastrulasi. Di ventral berisi sel-sel beryolk di dorso ventral berbatasan dengan batang notochord.pinggiran dorsoendoderm tumbuh dan saling bertemu dari lateral terbentuklah atap bumbung endoderm yang laengkap.

· Hindgut, tumbuh bersamaan dengan penonjolan daerah ekor 2 difertikulum yaitu dorsal ( tail gut)dan ventral ( proctodeum)

  1. Bumbung mesoderm

Pada tubulasi mesoderm terjadi 2 proses serentak yaitu pemotong-motongan dan tubulasi sendiri.lapisan mesoderm terdapat di kedua sisi bumbung neural , notochord dan bumbung endoderm setiap bagian mesoderm terdiri dari :

v Epimere, sebelah dorsal mesoderm, terdapat rongga yang disebut myocoel

v Mesomer, seblah tengah, terdapat rongga yang disebut nephrocoel.

v Hypomer sebelah latrolateral, terdapat rongga yang disebut sphlanchnocoel.

Epimere dan mesomer mengalami pemotongan, pemotongan epimer disebut dengan somit. Epimere terdiri dari 3 bagian : dermatome( luar ), myotome (pinggir dalam), sclerotome(dalam).myocoel dalam epimer akan menyusut, mesomer menumbuhkan system urogenital. Bumbung nephrocoel membina lumen dan saluran-salurannya ke luar tubuh. Hypomer dapat di bagi 2 lapis : somatic mesoderm dan splanchnis mesoderm. Gabungan antara somatic mesoderm dengan epidermis disebut somatopleure dan gabungan antara sphlanchnic mesoderm dengan endoderm disebut sphlanchnopleura.

GASTRULA

Pembentukan gastrula

Pertumbuhan mengiringi tingkat blastula ialah gasrulasi. Pada tingkat ini terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula. Diatur sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh. Itilah gastrula berasal dari gastrum yang berarti lambung karena pada tingkat ini terbentuk rongga bakal jadi saluran pencernaan kelak. Rongganya disebut gastrocoel.

Pada periode sebelumnya( blastula ) terbentuk 2 lapis sel yaitu epiblast(berkembang mejadi ectoderm) dan hypo blast (bakal endoderm).sedangkan pada periode ini berkmbang menjadi 3 lapis sel yang terdiri dari ectoderm, endoderm,dan mesoderm.

Gerakan dari pertumbuhan dari gastrulasi sendiri ada 2 kelompok gerakan yaitu : epiboli yaitu gerakan melingkup yang terjadi disebelah luar embrio berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Yang kedua adalah Emboli yaitu gerakan menyusup yang terjadi di sebelah dalam embrio dan berlangsung didaerah bakal mesoderm, notochord, pre-chord, dan endoderm.gerakan ini terdiri dari invalusi, konvergensi, invaginasi, evaginasi, delaminasi, divergensi, extensi.

Periode ovum

Periode ovum

Selang 4 hari setelah ovum mulai dibuahi zygote melewati tubae falopi menuju keuterus dimana akan bergerak bebas melayang selama 8-9 hari masa bunting tahap pertama ini disebut dengan periode ovum. Zygot berkembang dari menjadi beberapa sel sampai memebentuk semacam bola yang berlubang yang disebut dengan blastula.

Pembelahan awal

Pembelahan atau clevege terjadi sesaat setelah fertilisasi. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh-puluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan dapat meliputi sebagian atau hanya sebagian kecil dari zygote pembelah tersebut melalui pembelahan mitosis, sering juga diikuti pembelahan inti tanpa diikuti pembelahan sitoplasma.

Ovum sapi yang telah dibuahi ditemukan di bagian hulu tuba falopi 18 jam sesudah ovulasi. Sejak itu pembelahan sel terjadi dengan cepat sekali. Zygote yang terdiri 2 sel ditemukan sesudah 30-40 jam. Zygote dengan 6 sel ditemukan sesudah 42 jam dan 8 sel sesudah 44 jam. Kesemuanya ditemukan di tuba falopi.

Setelah 90 jam zygote berisi 16 sel didalam cornu uteri. Zygote yang berisi 32 sel ditemukan di uterus sesudah 114 jam.

Sehingga zygote berbentuk moorulla dapat ditemukan dicapai dalam usia kebuntingan 130-140 jam.

Pembentukan blastula

Pembentukan blastula
Zygote menjelang umur 7 hari berada di dalam kandungan sapi betina terbentuk bulatan yang berongga. Tahap ini disebut blastular sedang bulatan tersebut dinamakan dengan blastula. Massa sel bagian dalam akan berkembang menjadi embrio, sedangkan lapisan tipis yang yang mengelilingi bagian luar blastula bertuga memberi makan embrio. Bagian sel sebelah dalam berkembang selama periode embriotersebut membentuk 2 lapis utama. Dengan terbentuknya lapisan lembaga ini blastula berubah bentuk dari semacam kantung bola bulat menjadi kantung tubuler yang dengan cepat memperpanjang diri.Blastosit ditemukan pada sapi usia 8-12 hari kebuntingan.
Perpindahan zigot.
Setelah terjadi fertilisasi zygote memerlukan 3hari untuk mencapai kornu uteri dimana zygote melayang secara bebas selama 8-9 hari. Biasanya blastula tetap tinggal di uterus di mana ia dilepaskan jarang sekali terjadi perpindahan tempat kornu uteri yang lain, pada umur 12-13 hari blastula berhenti melayang dan kemudian berhenti dan menempel di dinding uterus dengan suatu ikatan yang lembek

Rabu, 22 Juli 2009

Hormone yang berperan saat kebuntingan.

Hormone yang berperan saat kebuntingan.

1. Gonadotrophin.

Kadar hormone ini menurut para peneliti lebih tinggi pada saat sapi bunting daripada saat tidak bunting. Lebih tepatnya saat awal kebuntingan kadar hormone ini meningkat. Hormone ini mengalami penurunan dari kelenjar hipofisa disebabkan naiknya kadar esterogen yang menghambat pembentukan hormone tersebut.

  1. Esterogen.

Pada awal kebuntingan hormone ini sedikit kemudian kadarnya mulai naik pada saat umur kebuntintingan mulai tua. Pada usia kebuntingan 4 bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 X lipat hormone esterogon didalam air seninya dibanding sesudah melahirkan.

  1. progesterone.

Hormone ini mempunyai peranan palaing penting dan dominant dalam berperan mempertahankan kebuntingan. Kadar hormone yang meningkat menyebabkan berhentinya kerja hormone lain serta menyebabkan berhentinya siklus estrus dengan mencegahnya hormone gonadotrophin-gonadotrophin. Progesteron dihasilkan di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormon ini berhenti pada setia kebuntingan akan berakhir selama beberapa hari.

Hormone yang berperan saat kebuntingan.

Hormone yang berperan saat kebuntingan.

1. Gonadotrophin.

Kadar hormone ini menurut para peneliti lebih tinggi pada saat sapi bunting daripada saat tidak bunting. Lebih tepatnya saat awal kebuntingan kadar hormone ini meningkat. Hormone ini mengalami penurunan dari kelenjar hipofisa disebabkan naiknya kadar esterogen yang menghambat pembentukan hormone tersebut.

  1. Esterogen.

Pada awal kebuntingan hormone ini sedikit kemudian kadarnya mulai naik pada saat umur kebuntintingan mulai tua. Pada usia kebuntingan 4 bulan akhir sapi akan mengekskresikan 10 X lipat hormone esterogon didalam air seninya dibanding sesudah melahirkan.

  1. progesterone.

Hormone ini mempunyai peranan palaing penting dan dominant dalam berperan mempertahankan kebuntingan. Kadar hormone yang meningkat menyebabkan berhentinya kerja hormone lain serta menyebabkan berhentinya siklus estrus dengan mencegahnya hormone gonadotrophin-gonadotrophin. Progesteron dihasilkan di corpus luteum dan plasenta. Apabila sekresi hormon ini berhenti pada setia kebuntingan akan berakhir selama beberapa hari.

Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan adalah proses bertemunya kedua sel gamet ( jantan dan betina) atau lebih tepatnya peleburan dua sel gamet dapat berupa nucleus atau sel bernukeleus untuk kemudian membentuk zigot. Pada dasarnya melibatkan plasmogami( pengabungan sitoplasma) dan kariogami ( penyatuan bahan nucleus). Setelah terjadi pembuahan zigot tumbuh berkembang menjadi embrio.

Gambar 1.6

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.

Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.

Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :

a) Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.

b) Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.

Kegiatan gamet dalam fertilisasi :

Ovum :

Sel gamet betina ini menghasilkan gynamon suatu zat yang terdiri dari :

1) Fertilizin, Zat ini berfungsi untuk :

(a) Mengaktifkan sperma untuk bergerak.

(b) Menarik sperma sebagai positf kemotaksis.

(c) Mengaglutinasi sperma supaya sperma berkumpul disekeliling ovum.

2) Zat penelur

(a) Berfungsi untuk merangsang jantan agar mengeluarkan spermanya. Zat ini hanya ada pada hewan yang melakukan fertilisasi eksternal.

Sperma

Sel gamet ini menghasilkan androgamon yang terdiri dari :

1) Hyaluronidase :

Enzim ini dihasilkan dari acrosom, yang berfungsi untuk melepaskan sel – sel folikel corona radiata sehingga telur jadi terbuka sehingga sperma mudah menembus zona pelucida

2) Antifertilizin

Enzim ini bereaksi terhadap enzim fertilizing dari sel ovum, sehingga sperma dapat menempel pada ovum. Zat ini juga besifat mencegah sperma lain masuk ke ovum.

3) Zat penelur

Zat ini berfungsi merangsang betina agar mengeluarkan telur-telurnya. Zat ini hanya ada pada hewan yang melakukan fertilisasi eksternal.

Ovum

Sel-sel folikel pada ovarium senatiasa memelihara pertumbuhan ovum. Ovum dan sel folikel berasal dari sel sel epitelia germinal ovarium. Folikel di mamalia sering disebut folikel graaf yang terdir dari 3 tahap :

o Folikel graaf I : sel-sel folikel baru selapis dan terlihat gepeng.
o Folikel graaf II : sel berbetuk kubis dan terdiri dari beberapa lapis
o Folikel graaf III : sel terdiri dari banyak lapis dar berongga yang disebut antrum yang memiliki cairan yang disebut liquor folikuli. Tahap ini oosit diselaputi oleh cumulus oophorus.
Sel folikel sendiri membentuk stratum granulosum dan diseliputi lagi oleh theca folliculi yang terdiri dari tunika interna dan tunika externa .

Sperma


Sperma

Sperma dihasilkan di testis yang tepatnya tubulus seminiferus. Prosesnya disebut spermatogenesis. Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Tetapi lebih tepatnya bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan interestisial mensekresi hormone androgen. Pada awalnya membelah secara mitosis berulang ulang dan berkembang menjadi spematid. Kemudian spermatid membelah miosis menjadi spermatid. Setelah itu spermatid mengalami spermiogenesis berubah menjadi sperma, yang dipelihara oleh sel sertoli.Ukuranya sekitar 60µm

kepala

Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi

Leher

Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan filament poros.

Badan

Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

Ekor

Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma.

Gamet

Proses penghasilan gamet disebut gametogenesis. Proses ini dibagi menjadi 2 yaitu :

a) Spermatogenesis(gambar 1.2)

b) Oogenesis (gambar 1.3)

Sedangkan proses gametogenesis sendiri terdiri dari 4 hal, yaitu :

1. Perbanyakan (proliferasi )

Proses ini berlangsung secara mitosis yaitu sel membelah menjadi 2,2 jadi 4,4 jadi 8 dan seterusnya.

2. Pertumbuhan

Pada proses ini gametogonium tumbuh membesar menjadi gametosit 1 dan tumbuh ke proses berikutnya.

3. Pematangan

Gametosit 1 tadi mengalami proses pematangan dan berlangsung secara mitosis, miosis. Pada akhir miosis 1 terjadi atau terbentuk gametosit II dan pada akhir miosis II terbentuk gametid yang akan mengalami perubahan bentuk.

4. Perubahan Bentuk(transformasi)

Disini gametid tadi mengalami perubahan bentuk atau transformasi menjadi gamet.

Gametogonium pada hewan jantan disebut spermatogonium, sedangkan pada hewan betina disebut oogonium. Gametid pada hewan jantan disebut spermatid sedangkan pada hewan betina disebut ootid.

Tahap-tahap pertumbuhan embrio

Embrio memiliki tahapan pertumbuhan yang sangat kompleks dan terdiri 5 periode, yaitu :

1. Periode persiapan

2. Periode pembuahan

3. Periode pertumbuhan awal

4. Periode antara

5. Periode pertumbuahan akhir

Periode persiapan.

Pada periode ini kedua parent atau indukan dipersiapkan guna melakukan perkawinan atau pembiakan. Disini gamet mengalami proses pematangan sehingga telah mampu melakukan pembuahan.

Periode pembuahan

Pada periode ini kedua parent atau indulan melakukan proses kawin gamet melakukan “perjalanan” ke tempat pembuahan. Setelah itu kedua gamet melakukan pembuahan.

Periode pertumbuhan awal

Setelah mengalami pembuahan dan menghasilkan zigot. Zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio memiliki bentuk sederhana atau primitive. Bentuk primitive ialah bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan kasar. Bentuk primitf dari embrio ini terdapat di semua hewan vertebrata.

Pada periode ini terdapat 4 tingkatan pertumbuhan antara lain :

1. Tingkat pembelahan

2. Tingkat blastula

3. Tingkat gastrula

4. Tingkat tubulasi







Perode antara

Periode ini disebut tingkat berudu. Hewan yang mengalami ini adalah golongan evertebrata , pisces, dan amphibian. Pada hewan marsupilia(Metatheria). Hewan ini mempunyai sifat unik yaitu ketika bayi lahir secara naluriah akan langsung merayap ke marsupium induk dan kemudian menyusu di putil susu.

Periode pertumbuhan akhir

Periode ini dimulai dari pertumbuhan penyempurnaan bentuk defenitif sampai kelahiran. Pada hewan golongan anura berlangsung singkat. Aves berlangsung selama beberapa hari sedangkan mamalia memiliki periode lebih lama dari anura dan aves. Sedang pada manusia berlangsung beberapa bulan sebelum proses kelahiran.

Arti Embriologi

Embriologi

Embriologi menurut istilah merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang pertumbuhan embrio mulai dari pembuahan sampai kelahiran.ilmu ini juga sering disebut ilmu mudigah. Dewasa ini cakupan ilmu ini meluas hingga masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya.